Rabu, 04 April 2012

KADARZI (Keluarga Sadar Gizi)



Kali ini kami dari Program Gizi Puskesmas Pakan Kamis akan berbagi info tentang KADARZI, Keluarga Sadar Gizi untuk mewujudkan Keluarga Cerdas Dan Mandiri. Semoga Informasi ini bermanfaat bagi kita semua. 
 




Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi)


Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri

 

 
LATAR BELAKANG PERLUNYA KADARZI


 

Pada tahun 2002, terdapat 27,3% balita menderita gizi kurang, 8% diantaranya gizi buruk. Disamping gizi kurang, sebanyak 50% balita mengalami kekurangan vitamin A, dan mempunyai risiko terjadinya kebutaan, gangguan pertumbuhan dan penurunan daya tahan tubuh. Masalah gizi lain adalah anemia gizi yang ditemukan pada sekitar 48,1% balita. Beberapa penelitian menyimpulkan 54% kematian bayi dan balita dilatarbelakangi faktor gizi (sumber : Depkes RI).

 

Memasuki usia sekolah lebih dari sepertiga (36%) anak tergolong pendek, sebagai indikasi kekurangan gizi menahun. Pada tahun 2003, 11% anak sekolah menderita GAKY. Disamping itu diperkirakan 10 juta anak menderita anemia gizi besi.

 

Secara keseluruhan gangguan gizi pada anak usia sekolah mempengaruhi prestasi belajar, yang sangat merugikan generasi mendatang.

 

Pada usia remaja dan usia produktif, anema gizi merupakan masalah yang paling sering ditemui. Sepertiga remaja putri dan WUS serta sekitar 50% ibu hamil menderita anemia gizi. Selain itu kurang energi kronis (KEK) juga ditemui pada sekitar 30 juta kelompok usia produktif. Kurang gizi pada kelompok ini sangat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh dan produktivitas. Masa kehamilan sering disebut periode kritis terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan gizi pada masa ini akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin dan akan berdampak pada periode berikutnya.




Dimasa mendatang proporsi usia lanjut akan semakin bertambah, seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup. Tanpa disadari sekitar 5 juta lansia menderita gangguan anemia gizi.




Disamping masalah gizi kurang, prevalensi gizi lebih meningkat dengan tajam, terutama di perkotaan. Gizi lebih terkait dengan perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi. Gizi lebih merupakan salah satu risiko timbulnya penyakit degeneratif.




Mencermati perkembangan masalah gizi dan pengalaman didalam pelaksanaan program perbaikan gizi, diperlukan pergeseran orientasi program perbaikan gizi, mengacu pada paradigma sehat.

 

Upaya perbaikan gizi mempertimbangkan beberapa hal penting sebagai berikut :
- Arah perbaikan gizi lebih mengedepankan perubahan perilaku keluarga, untuk mencegah dan menanggulangi 
  gizi kurang dan gizi lebih.

- Sasaran perbaikan gizi diperluas mencakup seluruh kelompok siklus hidup, meliputi; bayi, balita, usia   
  sekolah, remaja dan usia produktif serta usia lanjut.

- Pendekatan yang lebih mengutamakan pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat, peningkatan 
   cakupan dan kualitas pelayanan didukung kerjasama lintas sektor.

 

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), merupakan gambaran keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan memecahkan masalah gizi anggota keluarganya.


PENGERTIAN KADARZI
- KELUARGA SADAR GIZI adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan 
  mengatasi masalah gizi anggotanya





- PERILAKU GIZI SEIMBANG adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga meliputi mengkonsumsi 
  makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat





- MAKANAN SEIMBANG adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung semua zat gizi yang 
  diperlukan masing-masing anggota keluarga dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari 
  pencemaran


 

Mengapa sasarannya Keluarga ?


 

- PENGAMBILAN KEPUTUSAN dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama di  
  tingkat keluarga
- SUMBER DAYA dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga
- MASALAH GIZI yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan perilaku keluarga, tidak semata-
  mata disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaktersediaan pangan
- KEBERSAMAAN antar keluarga dapat memobilisasi masyarakat untuk memperbaiki keadaan gizi dan 
   kesehatan

 

Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI


1. Memantau berat badan secara teratur
2. Makan beraneka ragam
3. Hanya mengkonsumsi garam beryodium
4. Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan
5. Mendapatkan dan memberikan suplementasi gizi bagi anggota keluarga yang membutuhkan


 

Perlunya memantau berat badan secara teratur
- Perubahan berat badan menggambarkan perubahan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan
- Menimbang dapat dilakukan oleh keluarga dimana saja
- Keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi anggota keluarganya
- Keluarga mampu mengatasi masalahnya baik oleh sendiri atau dengan bantuan petugas

 

Cara Memantau berat badan anak




1. Anak dapat ditimbang di rumah atau di posyandu atau di tempat lain sekurangnya 2 bulan sekali
2. Berat badan anak dimasukkan ke dalam KMS
3. Bila grafik berat badan pada KMS Naik (sesuai garis pertumbuhannya), berarti anak sehat, bila tidak naik  
   berarti ada penurunan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan dan perlu ditindaklanjuti oleh keluarga  
   atau meminta bantuan petugas kesehatan

 

Cara Memantau berat badan orang dewasa



1. Ditimbang di rumah atau di tempat lain

2. Diukur Tinggi dan Berat Badan

3. Dihitung indeks Massa tubuh (IMT)

Cara Menghitung IMT adalah : Berat Badan (Kg) dibagi Tinggi BadanxTinggi Badan (m)

Arti IMT:

< 0 =" Sangat">

17.0 - 18.4 = Kurus

18.5 - 25.0 = Normal

25.1 - 27.0 = Gemuk

> 27.0 = Obes


 

Perlunya Makan Beraneka Ragam
Tubuh manusia memerlukan semua zat gizi (energi, lemak, protein, vitamin dan mineral) sesuai kebutuhan
Tidak ada satu jenis bahan makanan pun yang lengkap kandungan zat gizinya
Mengkonsumsi makanan beraneka ragam yang mengandung sumber energi, lemak, protein, vitamin dan mineral untuk menjamin pemenuhan kebutuhan gizi
Apabila tersedia pilihlah makanan yang telah diperkaya dengan zat gizi tertentu

 

Perlunya Selalu Mengkonsumsi Garam Beryodium



Zat yodium diperlukan tubuh setiap hari
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) menimbulkan penurunan kecerdasan, gangguan pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok




Kandungan zat yodium dalam air dan tanah di beberapa daerah belum mencukupi kebutuhan
Perlunya Ibu memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan
ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, bersih dan sehat
ASI dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan normal sampai berusia 6 bulan (ASI Eksklusif)
Praktis karena lebih mudah diberikan setiap saat
Meningkatkan kekebalan tubuh bayi
Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi

 

Cara Menyusui Secara Eksklusif


 

Mulai memberikan ASI SEGERA setelah lahir

Jangan diberikan makanan lain sampai bayi berumur 6 bula

Berikan ASI melalui payudara kiri dan kanan BERGANTIAN setiap kali menyusui

Ibu menyusui perlu minum dan makan lebih banyak dengan MENU SEIMBANG


 

Perlunya Suplementasi Zat Gizi


 

Kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi dari makanan sehari-hari, terutama vitamin A untuk balita, zat besi untuk ibu dan yodium untuk penduduk di daerah endemis gondok
Suplementasi zat gizi (tablet, kapsul atau bentuk lain) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut
Apabila kebutuhan zat-zat gizi tersebut dipenuhi dari pengkayaan makanan, maka suplementasi zat gizi dapat dihentikan secara bertahap

 

Cara Menilai Apakah Suatu Keluarga Sudah SADAR GIZI


 

Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu dan anak baik

Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada keluarga

Semua anggota keluarga mengkonsumsi garam beryodium

Semua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan

Semua balita dalam keluarga yang ditimbang naik berat badannya sesuai umur

Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga


 

Menuju KADARZI


 

Perilaku keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, serta faktor-faktor lain seperti lingkungan, sosial ekonomi, dan ketersediaan sumber daya.

 

Di tingkat keluarga :


 

Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia secara terus menerus
Tukar pengalaman antar keluarga serta pendampingan oleh tokoh masyarakat dan petugas
Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara berjenjang yang terjangkau (posyandu, puskesmas dan rumah sakit)


 
Di Tingkat Masyarakat:


 

Terbentuknya kelompok masyarakat yang mendukung upaya menuju KADARZI (LSM; organisasi keagamaan; organisasi kepemudaan; PKK; kelompok budaya, organisasi profesi; organisasi wanita; pengusaha)
Setiap kelompok akses terhadap informasi gizi dan informasi sistem pelayanan gizi
Sekurangnya terdapat kader di masing-masing kelompok
Setiap kelompok aktif menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan sumber daya kesehatan dan gizi


 
Di tingkat Pemerintah (Pusat,propinsi dan Kab/Kota)


 

Setiap sektor akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan dan gizi,
Setiap sektor mempertimbangkan aspek kesehatan dan gizi dalam merumuskan kebijakan sektor
Setiap sektor menyediakan sumber daya untuk perbaikan kesehatan dan gizi masyarakat




Jadi, Mari kita bersama-sama mewujudkan KADARZI !.

2 komentar:

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

rancak bana...taruihlah menginformnasikan kinerja puskesmas ya, agar jadi pembelajaran bagi orang lain..wassalam.. selamat bekerja.

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More